Tuesday, 12 May 2009

MENAKAR CALEG!

WAKIL RAKYAT ATAU WAKIL KELUARGA?

Hari berganti hari hingga bangsa kita kembali dihadapkan pada pesta demokrasi yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Dalam dua dekade terakhir ini kita memilih langsung pemimpin (preseden) dan wakil rakyat (MPR dan DPR) bangsa kita yang diharapkan dapat memperjuangkan nasib rakyat Indonesia menjadi lebih baik.

Pada tanggal 09 April 2009 lalu kita telah melaksanakan pemilu legeslatif, sebelumnya kita sudah melihat kampanye partai-partai politik di berbagai daerah di Indonesia, tak kalah dengan konser musik yang banyak terjadi kericuhan.

Sebelumnya juga terpapang bebas atribut-atribut partai, foto-foto caleg yang menghiasi pinggiran kota dan perkampungan. Pemerintah sekarang adu mulut dan saling berdorongan dengan warga yang tinggal dipinggiran kota karena dianggap merusak tatanan kota, tapi foto-foto caleg dan atribut-atribut partai yang merusak tatanan kota dibiarkan saja terpajang bebas lepas.

Foto-foto tersebut terpapang gagah, berwibawa, penuh janji, kata-kata indah, dan kepasrahan kepada masyarakat sebagai salahsatu bentuk promosi diri yang ampuh. Tak sedikit caleg sekarang itu berasal dari keluarga kaya bahkan ada anak dari pimpinan partai baik pusat, wilayah maupun daerah.

Orang-orang tersebut tidak tahu menahu tentang masyarakat setempat, tapi sekarang mudah mengubar-ubar foto-fot untuk di conterng pada pemilu legeslatif, misalnya caleg wanita apakh pernah ikut arisan ibu-ibu di kompleks setempat atau di kampong halamanya, caleg dari pria apakah pernah atau sering memakmurkan masjid, menyumbang pembangunanya, gotong royong dengan masyarakat sebelum mendaftarkan diri menjadi caleg?

Pantaskah kita memilihnya?

Caleg kita sekarang wakil rakyat atau wakil keluarga?

No comments:

Post a Comment