Monday 3 August 2009

SANG PEMBAHARU HMJ TMTK


KITA PASTI BISA DO WHAT YOU CAN DO, DONT.................................... SAY I CAN't

hobi baru


sekarang aku punya hobi baru yaitu maen musik!
bersama tema-teman walaupun semuanya pada baru belajar
kemarn baru pertama kali ke studio musik,katro abiees

dan berencana mau bikin band.
tapi belum punya nama silahkan k'lo ada masukan.

Thursday 16 July 2009

MUSAFIR CINTA

Bermula dari Iwan dan Deden yang menjadi pemantau pilpres di daerah kal-teng, terus jalan-jalan ke Palangkaraya dan berencana keliling banua lima/anam.
Berangkatlah dari Palangka menuju Banjarmasin dan tiba waktu magrib, lanjut lagi besok (Jumat) menuju Kandangan (rumah Hafizh), kira-kira jam 11 tiba di sana, jumatan disana, lanut lagi perjalanannya ke Barabai, setelah Ashar tiba singgah di rumah Ummi, minum-minum, berangkat lagi menuju Birayang tepatnya Desa Cukan Lipai (rumah Roni), bermalam di sana sambil menyusun rencana menuju Balangan menuju rumah pujaan hati Iwan di Hukai.
Jam 9 berangkat, sebelumnya singgah di Barabai di rumah keluarganya Deden. Kemudian go lagi menuju Balangan, disana aku mendapat pengalaman baru dimana Hafiz menyerahkan kemudinya ke Aku, padahal aku baru bisa pake kendaraan dan ga pernah bejalan jauh. Ya udah Bismillah. Lepas dari Ilung, Batu Mandi, masuk Paringin di sana jalannya WAH!!! Bagiku, aspal baru, licin, pengunungan, penuh liku-liku, aku merasa takut karena baru kali ini mengemudi motor dengan jalan yang turun tanjak, he. Sampai di Paringin masuk menuju Hukai.
Tak disangka ternyata terjadi miskomunikasi antara kami dengan Hafiz, yang pertama bertjuan ke Hukai di Kec. Juai, tapi Hafiz beranggapan Hukai letaknya setelah Halong, ia menghubungi temannya di sana (Arlong), kami juga kurang tahu ya ikut aja. Sampai di jembatan ternyata jauh terlewat jalan menuju Hukai, perut lapar, ya udah kita ikut Hafiz ke Halong, minum-minum sekitar 1 jam. Pasang jaket mau pamitan ternyata dicegat ortunya, katanya kunsumsi siang udah siap. He. Shalat zhuhur di sana, makan siang terus berangkat lagi menuju Hukai (rumah Eka) tidak lain tidak bukan adalah kekasih Iwan. Sempai disana minum-minum, terus pamitan mau pulang menuju Amuntai, kebetulan jalannya lewat Lampihong, kita putuskan lagi tuk mampir di rumah Yadi, minum-minum lagi, shalat ashar di sana, waktu mau pamitan kembali lagi disuguhi lontong, makan lagi bo!
Di sana lah kami diberi gelar Musafir Cinta, karena jauhnya perjalanan+miskomunikasi, sementara menuju Lampihong juga salah jalan (mengambil jalan yang jauh), he. Kemudian berangkat lagi menuju Amuntai, magrib baru tiba di sana, dan juga kami mengambil jalan yang jauh lagi sakit. Huogh!
Istirahat di sana sambil canda-canda menyusun rencana besok menuju Banjarmasin. Besoknya berangkat singgah di rumah Eek, di sana kami disuguhi kelapa muda yang diminum langsung dari buahnya, mengasyikkan. Lanjut lagi menuju rumah Hafiz, shalat zuhur di sana, makan siang, lanjut lagi perjalanannya menuju Banjarmasin.
Who! Pengalaman mengasyikkan.

Saturday 27 June 2009

Struktur HMJ TMTK 2009-2010

STRUKTUR kepengurusan

Himpunanan mahasiswa jurusan

Tadris matematika

Fakultas tarbiyah

Iain antasari banjarmasin

2009-2010

Pelindung

Dekan FT

Penasihat

Ketua Jurusan

Ketua

Roniansyah

Wakil Ketua

M. Zulfiannor Fiqri

Sekretaris

Iwan Saputera

Hj. Husnul Fatimah

Bendahara

Fakhratul Millah

Nurul Muslimah

Divisi-divisi

Intelektual dan Bakat

Koor: M.Taufik

Haslati H.A

M. Gunawan S

Nur Fitriana

Nurhayani

Kerohanian & Kesejahteraan Lingkungan

Koor: Mahsunah

Rina Afifah Hayati

Ainur Ridha Ulfah

Taufikurrahman

Ashadi

Seni Dan Olahraga

Koor: Izzatul Muttaqin

Mariaturrahmi

Rahmi Firadausi

Ririn Handayani

Sosial dan Informatika

Koor: M. Rido

Della Novitasari

Hesan Lestia Mahdi

Mahbub

M. Halilurrahman

Tata Mading dan Perpustakaan

Koor: Mardhawati

Nor Azizah


Ilmiati

Hayatun Nufus


Saturday 20 June 2009

KEBERSAMAAN BANGKITKAN ENERGI KEHIDUPAN


Hari jumat (12-06-2009) habis shalat jumat aku jatuh sakit maagnya kambuh, pulang dari masji langsung berbaring kepala mulai pusing, tidak lama kemudian muntah, semua makanan yang dimakan sebelumnya keluar abis. Setelah itu ga bisa ngisi perut dan bangun.
Sorenya masih pusing rasan mutar-mutar, tapi dipaksakan untuk pergi berobat belum nyampe rumah mantri(bidan) kembali muntah. Lalu diperiksa katanya maag, en tipesnya hapir nyerang. Mungkin ini disebabkan karena pagi tidak makan karena masih merasa kenyang, tengah malamnya makan ampe pagi kenyangnya. Perut kosong lalu mampir beli pentol, nah itulah awal mulanya. Dan perut berontak.
Padahal hari itu ada kuliah terakhir, malam harinya pelantikan pketua HMJ/BEM, sabtu ada final psikologi pendidikan. Alahamdulillah jam 4 subuh bisa bangun, coba isi perut dengan roti dan minum obat. Setelah dating dari rumah bidan aku coba minum, tapi muntah lagi artinya perut ga bisa diisi, ya udah kasih kabar ke ortu minta dating kesini takutnya ada hal-hal yang tak diinginkan.
Pagi sabtu keaadan mulai membaik, udah bisa makan dan bisa mengikuti final test. Padahal sebelumnya kepala masih terasa pusing, tapi dipaksa aja, karena penyakit tu jangan dimanja.
Sesampai di kampus ketemu teman-teman bercanda ria, sementara ada pertemuan terakhir HMJ 08-09 (selamatan), disana teman-teman memberikan support kepada saya dalam menjabat ketua HMJ yang baru serta memuji kepengurusan kami. Disanalah aku merasa lebih sehat dan bersemangat, terasa ada energi tambahan yang menghampiri.
Terima kasih semuanya.

Saturday 6 June 2009

EMOSI SANG PEMIMPIN DIUJI




EMOSI SANG PEMIMPIN DIUJI

Beberapa hari yang lalu saya memberanikan diri untuk menjadi calon ketua HMJ TMT, dan Alhamdulillah saya terpilih (karena calon tunggal). Tanggal 2 Juni 2009 bertepatan hari selasa jam 17.00 wita saya memanggil teman-teman lain untuk menjadi pengurus dalam hmj tmtk, yang semula dijadwalkan jam 16.30 tapi molor ke jam 17.00. saya sempat kesal dan suasana jadi tegang, tapi saya berusaha untuk mengendalikan suasana, dan dilanjutkan dengan perkenalan antar pengurus satu persatu setelah itu ada yang komplen karena merasa tidak cocok di bagian yang diberikan.

Dengan kejadian itu Alhamdulillah saya bisa mengendalikan emosi dan tidak memutuskan dalam forum tersebut (keadaan rancu), tanpa rencana konflik yang lama yang dulunya canda kini jadi bencana, tak bisa dihindarkan dan akhirnya sampai ke puncak sehingga mengucurkan air mata.

Sebelumnya kami menyusun dan merotasi pengurus sampai jam 12 malam, tapi masih ada yang komplen dengan bagian yang diberikan Karen tidak cocok dengan rekan kerja, dan mengancam untuk keluar dari kepengurusan, kembali emosi saya diuji dan saya bisa hingga akhirnya tidak mengambil keputusan sepihak. Kemudian saya minta saran, pendapat dengan rekan-rekan yang lain, daptlah satu keputusan yaitu perombakan struktur dan disepakati bersama.

Tak disangka masih ada masalah, yaitu ………., mungkin dia merasa bersalah atas kekacauan di forum rapat sore selasa kemaren dan ia ingin keluar dari pengurus, kembali lagi emosi diuji, kembali minta pendapat teman-teman, kami tidak ingin mengeluarkan pengurus, Karena keluar dari masalah tidak akan menyelesaikan maslah. Kami mencoba menyelesaikannya dengan mengajak bicara-bicara, akhirnya bisa. Tapi ada saja lagi yang ingin keluar, orang ini sangat dibutuhkan. Kembali lagi uian emosi. Saya mencoba mengendalikannya, dan diputuskan untuk melepaskan pikiran hmj beberapa hari, mungkin ia juga memikirkan masalah-masalah kemaren. Malam hari ku coba kirim sms dan akhirnya dia luntur dan bersedia kembali untuk berjuang bersama. Dia beralasan mengeluarkan kata-kata ingin keluar karena ada tamu bulan yang dating sehingga pikiran pun jadi rancu.

Belum lagi ada teman-tteman lain yang ingin masuk hmj, oooooouuugh!!!!!!!

Dari sini banyak mendaptkan pelajaran yang dapat saya ambil, diantarnya:

1. kita harus bisa menerima dan menanggapi aspirasi orang lain

2. jangan mengambil keputusan disaat keadaan rancu, terlebih dalam diri kita. Ikuti kata hati kecil kita. Lebih baik terlambat daripada cepat namun tak tepat.

3. sabar dalam menghadpi mitra kerja

4. hadapi masalah jangan lari dari masalah.

Alhamdulillah masalah sudah berlalu, semoga cobaan ini dapat mempererat dan memberikan semangat baru dalam melaksanakan kegiatan yang lebih bik dan kreatif.

Special thanks to:

  1. iwan,izzatul,eek yang telah membantu dalam menyusun pengurus hmj, izzatul makasih atas solusinya, iwan kegokilan kita masih diharapkan, eek kegilaanmu bikin hmj diperhitungkan dan diidamkan.
  2. husnul, kata-kata lembut, saran, soluisi, dan senyum serta tahi lalatnya aku suka tiu.
  3. upik, semangat dan pemikirannya oke punya
  4. mardha, sunah, rina, imel, astil dukungan kalian membuat aku terus bersemangat
  5. adi, yang memberikan semangat kepada kami
  6. habib, canda gurau dan sarannya oke banget.
  7. ami, bualan oke punya
  8. teman-teman hmj 08-09 thank udah memberikan kepecayaan yang lebih
  9. nufus, empit, maksih atas bantuannya dalm tugas-tugas kuliah.
  10. kawan-kawan matematika (mitramatika) thanks a lot

Saturday 30 May 2009

CALON KETUA HMJ TMTK 2009-2010

CALON KETUA HMJ TMTK 2009-2010 VISI dan MISI

VISI:

MEWUJUDKAN

MATEMATIKA BUNGAS

(Beberkat, Utama, diiNGAt Semua orang)

MISI:

  1. BERTANGGUNG JAWAB, PROFESIONAL, DAN BERAKHLAK MULIA.
  2. MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG KREATIF DAN MENYENANGKAN
  3. MENGADAKAN PELAYANAN, INFORMASI, DAN APRESIASI.
  4. MENANAMKAN JIWA PEDULI TERHADAP MASYARAKAT.

Mohon Doa,  Dukungan, dan KerjasamaRoniansyah
APA YANG HARUS DILAKUKAN HMJ TMTK

UNTUK TADRIS MATEMATIKA????[*]



[*] Tulis jawaban teman-teman berupa saran, dukungan, dll. Dan serahkan kepada ketua kelas masing-masing!

Kami tunggu sebelm PEMUNGUTAN suara.

Tuesday 12 May 2009

curhat

CURHAT
SULITNYA MENUMBUHKAN JIWA SOSIAL
KARENA MINDER, GENGSI, DAN PERHITUNGAN.

Permasalahan ini menjadi masalah besar bagi aku sendiri, dimana kadang-kadang kita malas membantu seseoran, mengacuhkannya. Belum lagi dengan teman-teman misalnya dalam organisasi ataupun lainnya. Kita sering merasa bekerja sendirian dan yang lainnya cuek abis. Sehingga sering mengeluarkan sindiran berupa perbuatan, aku tidak berani dengan kata-kat atau dari hati-ke hati, aku coba bersabar walaupun perhitungan itu sering muncul.
Semenjak sekolah di Darul Hijrah, aku merasa kurang akrab dengan teman-teman di kampung, mungkin disebabkan berbagai faktor misalnya jarang bergaul karena jarak yang jauh, pendidikan juga misalnya.
Aku merasa minder berteman dengan mereka disamping mereka jalan-jalannya mereka dengan kendaraan, sementara kita masih naik sepeda. Bukannya mereka tidak mau menemani kita tapi kita yang merasa minder.
Sementara gengsi masih menempel dalam jiwa, sudah berusaha untuk menghalaunya namunku takbisa. He9
Sistem di pondok agak sedikit keras, dimana disiplin yang ketat dan yang menlankannya adalah santri itu sendiri, bisa disebut santri mengurus santri. Dari sinilah rasanya susah akrab dengan adik kelas ataupun senior kita, dimana mereka pernah menguru kita dan sebaliknya. Ini bukan kesalah system atau yang lainnya, ini kesalahanku yang tak bisa membawa diri mengikuti arus. Padahal kita dididik untuk berjiwa social yang tinggi.
Disamping ketidak nyaman tersebut terselubung keakraban yang amat sangat dalam pada marhalah atau angkata kelas kita.
Maaf kalau isinya agak/kurang nyambung, tapi ini masala yang dikeluarakan ddengan emosi diri aku.
Ini adalah curhatku kepada teman-teman,
Could you help me??????????

MENAKAR CALEG!

WAKIL RAKYAT ATAU WAKIL KELUARGA?

Hari berganti hari hingga bangsa kita kembali dihadapkan pada pesta demokrasi yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Dalam dua dekade terakhir ini kita memilih langsung pemimpin (preseden) dan wakil rakyat (MPR dan DPR) bangsa kita yang diharapkan dapat memperjuangkan nasib rakyat Indonesia menjadi lebih baik.

Pada tanggal 09 April 2009 lalu kita telah melaksanakan pemilu legeslatif, sebelumnya kita sudah melihat kampanye partai-partai politik di berbagai daerah di Indonesia, tak kalah dengan konser musik yang banyak terjadi kericuhan.

Sebelumnya juga terpapang bebas atribut-atribut partai, foto-foto caleg yang menghiasi pinggiran kota dan perkampungan. Pemerintah sekarang adu mulut dan saling berdorongan dengan warga yang tinggal dipinggiran kota karena dianggap merusak tatanan kota, tapi foto-foto caleg dan atribut-atribut partai yang merusak tatanan kota dibiarkan saja terpajang bebas lepas.

Foto-foto tersebut terpapang gagah, berwibawa, penuh janji, kata-kata indah, dan kepasrahan kepada masyarakat sebagai salahsatu bentuk promosi diri yang ampuh. Tak sedikit caleg sekarang itu berasal dari keluarga kaya bahkan ada anak dari pimpinan partai baik pusat, wilayah maupun daerah.

Orang-orang tersebut tidak tahu menahu tentang masyarakat setempat, tapi sekarang mudah mengubar-ubar foto-fot untuk di conterng pada pemilu legeslatif, misalnya caleg wanita apakh pernah ikut arisan ibu-ibu di kompleks setempat atau di kampong halamanya, caleg dari pria apakah pernah atau sering memakmurkan masjid, menyumbang pembangunanya, gotong royong dengan masyarakat sebelum mendaftarkan diri menjadi caleg?

Pantaskah kita memilihnya?

Caleg kita sekarang wakil rakyat atau wakil keluarga?

KORBAN SITU GINTUNG

BUTUH SANTUNAN BUKAN KOMENTAR

Beberapa hari yang lalu kembali bencana mengiasi negeri iu pertiwi, seolah-lah kita tidak diberi kesempatan menghirup udara segar dengan tenang, tapi malah air mata yang tak hentinya mengaliri negeri kita yang terus diguncang bencana.

Situ gintung suatu kawasan di daerah banten, dimana daerah tersebut diguncang bencana alam, yaitu bobolnya tanggul sungai situ gintung yang diakibatkan hujan deras dari pagi hingga malam dan tanggul sudan berusia lanjut.

Setiap berita di televisi baik pagi maupun siang atau malam, tak hentinya mengabarkan kondisi di daerah tersebut, ratusan korban meninggal, luka-luka, bahkan masih ada yang belum ditemukan.

Pada fenomena tersebut seharyusnya kitamenyantuni mereka dengan doa dan bantuan makanan, obat-obatan, dll. Ironisnya banyak pakar-pakar, orang-orang berkomentar tentang kejadian tersebut. Berbgai komentar dilontarkan, baik itu berkaitan dengan tanggul ataupun mencari-cari pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Berbagai pihak telah ditunjuk sebagai pihak yang harus bertanggung jawab, tapi tidak ada satupun yang berani mengakuinya, dengan ancaman penjara lima tahun ditambah lagi denda yang tak kecil jumlahnya, siapa yang tidak takut?

Bukan saatnya kita mencari-cari pihak yang bertanggung jawab, tapi kita harus menyadarinya bahwa kejadian tersebut adalah suatu bencana dan merupakan teguran bagi kita semuauntuk mengevaluasi negeri ibu pertiwi, dan itu merupakan tanggung jawab kita bersama.

Mereka merengek-rengek membutuhkan bantuan terutama tempat tinggal, bukan kmentar-komentar yang indah yang keluar dari mulut kita, dan bukan pula mencari pihak yang harus bertanggung jawab dan mengadilinya di meja hijau.

Thursday 23 April 2009

Nama/ NIM : Roniansyah/ 0701258285

Jurusan : Tadris Matematika

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Dosen Pengasuh : Dra. Hj. Rusdiana Hamid, M.Ag

1. Tujuan pendidikan diarahkan untuk memanusiakan manusia, apa maksudnya? Dan apakah memang manusia yang tidak terdidik, tidak bisa disebut dengan manusia? Jelaskan.

Jawab:

Pendidikan adalah proses mendewasakan manusia, dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya, pendidikan juga merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-ciat tertentu.

Tentang tujuan pendidikan, di dalam UU Nomor 2 Tahun 1998, secara jelas disebutkan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan.[1]

Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan cirri-ciri sebagai berikut:

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Berbudi pekerti luhur.

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan.

d. Sehat jasmani dan rohani.

e. Kepribadian yang mantap dan mandiri.

f. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.[2]

Sementara manusia yang dulunya merupakan makhluk Tuhan yang fitrah, yang memiliki potensi-potensi tertentu, yang dapat dibentuk menjadi apapun. Maka manusia membutuhkan pendidikan agar dapat berkembang sesuai dengan yang diharpakan.

Rasulullah Saw bersabda: Anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. (HR. Muslim).

Jadi, maksud dari tujuan pendidikan memanusiakan manusia adalah memberikan bimbingan dan arahan kepada manusia agar menjadi insan yang dewasa, dengan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab.

2. Siapakah yang disebut dengan pendidik, dan siapa pula anak didik? Jelaskan lengkap dengan tugas mereka masing-masing dalam proses pendidikan.

Jawab:

Sebelum menentukan siapa pendidik dan anak didik, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik seorang pendidik dan anak didik.

Tanggung jawab seorang pendidik cukup berat, maka predikatnya tersebut hanya dapat dipegang oleh orang dewasa. Untuk menjadi pendidik diperlukan berbagai persiapan, seperti persiapan perkawinan, pendidikan calon pendidik di sekolah, pendidikan pemimpin dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan dengan status kodrat dan sosialnya sanggup mendidik orang lain, maksudnya memilki kemampuan (kompetensi) untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik.

Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu:

a. kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mencintai diri secara wajar dan memiliki nilai-nilai kemansiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas hidupnya, tidak menggantungkan diri atau menjadi beban bagi orang lain.

b. Kematangan sosial yang stabil, dalam hal ini seorang pendidik dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.

c. Kematangan profesional, profesional disini artinya mau dan mampu. Yakni menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara mendidik.[3]

Berdasarkan karakteristik diatas, maka pendidik dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Orang dewasa

b. Orang tua

c. Guru

d. Pemimpin masyarakat

e. Pemimpin agama

1) Orang dewasa

Dalam situasi pendidikan terutama dalam hubungan dengan anak-anak kecil biasanya pendidikan dijadikan model oleh anak didik. Pendidik merupakan objek indentifikasi bagi anak didik. Karena itu pendidik harus dan telah melaksanakan kedewasaannya sebagai tujuan pendidikan.

Orang dewasa dapat disifati secara umum melalui gejala-gejala kepribadiannya:

a. Telah mampu mandiri

b. dapat mengambil keputusan batin sendiri atas perbuatannya

c. memiliki pandangan hidup, dan prinsip hidup yang pasti dan tetap

d. kesanggupan untuk ikut serta secara konstruktif pada matra sosio kultur

e. kesadaran akan norma

f. menunjukkan hububngan pribadi dengan norma-norma.[4]

2) Orang Tua

Orang tua adalah orang dewasa, tetapi tidak sebaliknya. Orang tua dan juga keluarga adalah pendidik kodrati yang berlangsung selama hidup yang didasarkan cinta kasih. Ia merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam memberikan pengaruh kepada kepribadian anak.[5]

Ibu adalah seorang figur yang paling banyak berhubungan secara langsung dengan anak didik. Sejak seorang bayi dilahirkan, ibulah yang mendapinginya. Ibu pula yang memiliki peranan terbesar dalam mengasuh dan mengurus anak pada masa bayi. Seorang bayi tanpa bantuan seorang ibu ia tidak dapat mempertahankan hidupnya.

Ayah sebagai kepala keluarga, di mata anak sebagai yang terkuat, dan terpandai. Cara ayah melakukan pekerjaan merupakan dorongan dan contoh bagi anaknya.

Dalam sebuah keluarga kadang-kadang terdapat pula orang dewasa lain. Misalnya bibi, paman, kakek atau neneknya. Peran orang dewasa lain tentu saja penting dalam pendidikan anak di dalam keluarga. Asal masing-masing bertindak dengan wajar.

3) Guru sebagai Pendidik Formal

Guru sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal di sekolah secara langsung atau tegas menerima kepercayaan dari masyarakat untuk memangku jabatan dan tanggung jawab pendidikan. Maka selain harus memiliki syarat-syarat sebagai manusia dewasa harus pula memenuhi persyaratan lain yang dapat dikelompokkan ke dalam persyaratan pribadi dan jabatan.

a. Persyaratan Pribadi

· Berbudi luhur

· memiliki kecerdasan yang cukup

· memiliki tempramen yang tenang

· kestabilan dan kemasakan emosional.[6]

b. Persyaratan Jabatan

· Pengetahuan tentang manusia dan masyarakat seperti antropologi, sosiologi, sosiologi pendidikan, antropologi, dan psiklogi.

· pengetahuan dasar fundamental jabatan profesi seperti ilmu keguruan dan ilmu pendidikan.

· pengetahuan keahlian dalam cabang ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, seperti: matematika, sejarah, biologi, dan sebagainya.

· keahlian dalam kepemimpinan pendidikan yang demokratis seperti human-public relation yang luas dan baik.

· memiliki filsafat pendidikan yang pasti dan tetap serta dapat dipertanggung jawabkan.

Disamping persyaratan pribadi dan jabatan, juga diperlukan suatu norma tertentu yang diberlakukan bagi seorang guru, yaitu kode etik. Seperti, guru tidak boleh melamar suatu pekerjaan yang masih dipegang oleh orang lain, tidak boleh mencampuri urusan guru lain.

4) Pemimpin Masyarakat

Pemimpin masyarakat yang dimaksud adalah pribadi-pribadi yang memilki pengaruh terhadap lingkungannya. Misalnya kepala desa, ketua RT, pemimpin ormas dan organisasi lainnya.

5) Pemimpin Keagamaan

Pemimpin agama yang dimaksud adalah pribadi-pribadi yang dipercaya oleh kelompoknya untuk memimpin dalam aktivitas keagamaan. Tokoh keagamaan, seperti kyai, pastur, pendeta, biksu, dan sebagainya ini pada umumnya tahu betul urusan-urusan agama disamping urusan-urusan kemasyarakatan.

Melalui pendidikan keagamaan, maka anak diarahkan memahami nilai-nilai moral agama sebagai dasar pembentukan watak dan sikap hidup.

Anak didik! Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.

Ada juga yang berpendapat bahwa anak didik adalah orang yang membutuhkan arahan dan bimbingan, orang yang membutuhkan sesuatu, dan diibaratkan sebagai bahan mentah yang perlu diolah agar bermanfaat.

Karena itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

a. Belum memilki pribadi dewasa, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.

b. masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.

c. sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan bicara, perbedaan individual dan sebagainya.[7]

Secara singkat saya simpulkan bahwa pendidik adalah orang yang mau dan mampu memberikan arahan dan bimbingan kepada orang yang membutuhkannya. Sedangkan anak didik adalah orang yang membutuhkan arahan dan bimbingan, karena membutuhkan maka si anak harus menuntutnya bukan menunggunya.

3. Keluarga, sekolah, dan masyarakat adalah tiga lembaga pendidikan yang bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak manusia. Coba diskripsikan tugas dan peranan masing-masing lembaga pendidikan tersebut bagi perkembangan dan keberhasilan pendidikan anak.

Jawab:

Setiap orang berada dalam lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut.

1) Fungsi dan peranan pendidikan keluarga

a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.

b. Menjamin kehidupan emosional anak

Melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, sebab orang tua hanya mengahadapi sedikit anak didik dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.

c. Menanamkan dasar pendidikan moral

Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak.

d. Memberikan dasar pendidikan sosial

Keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Perkembangan benih-benih kesadaran sosial, seperti tolong menolang, gotong royong, menjaga ketertiban, kebersihan, dan keserasian dalam segala hal antar keluarga dan tetangga perlu ditanamkan sejak dini.

e. Peletakan dasar-dasar keagamaan

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama, dengan dibiasakan ikut serta dalam peribadatan dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Dalam hal ini tentu saja terjadi dalam keluarga.[8]

2) Fungsi dan peranan sekolah

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan kelurga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu, dalam perkembangan kepribadiannya, peranan sekolah dengan melalui kurikulum, antara lain sebagai berikut.

a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, anatara guru dengannya, dan antara orang yang bukan guru (karyawan) dengannya.

b. Anak didik belajar menaati peraturan –peraturan sekolah.

c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.[9]

Sementara fungsi sekolah, diantaranya:

a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.

b. Spesialisasi, artinya spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

c. Efesiensi, yaitu kemampuan melaksankan tugas dengan baik dan tepat.

d. Sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial.

e. Koservasi dan transmisi kultural, yaitu memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat.

f. Transisi dari rumah ke masyarakat, yaitu melatih anak didik untuk mandiri dan bertanggung jawab.

3) Fungsi dan peranan masyarakat

Peran masyarakat sangat penting dalam pendidkan dan perkembangan anak didik, tanpa dukungan dari masyarakat maka pendidikan di sekolah tidak akan berjalan lancar. Disamping itu pula masyarakat berupaya untuk membantu rakyat-rakyatnya yang putus sekolah, yang ingin mengembangkan keahliannya, serta anak-anak yang ingin belajar baca tulis Al-Quran, misalnya dengan mengadakan/mendirikan sekolah/universitas terbuka, pendidikan sosial, TPA, kursus-kursus, dan sebagainya.

Ketiga penanggung jawab pendidikan ini dituntut melakukan kerja sama di antara mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain, perbuatan mendidik yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan sosial anak.

4. Lingkungan banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak, jelaskan lingkungan yang bagaimanakah yang seharusnya diciptakan oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat agar anak berkembang secara optimal? Jelaskan.

Jawab:

Lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dan lain-lain) dinamakan lingkungan pendidikan.

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.

Menurut teori tabularasa, teori ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi apapun. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidikanya. Di sini kekuatan ada pada pendidik. Pendidikan atau lingkungan berkuasa atas pembentukan anak.

Maka dari itu harus diciptakan lingkungan yang bernuansa pendidikan (agama dan pengetahuan umum), lingkungan yang dapat mengontrol pergaulan anak didik, lingkungan yang memberi kebebasan bagi anak didik untuk mengembangkan diri (dalam pengawasan) baik lansung maupun tidak langsung.

5. Kewibawaan seorang pendidik teramat diperlukan. Dengan wibawa pendidik, seoraang anak akan mudah diarahkan, dibimbing, dan darimana datangnya kewibawaan tersebut?

Jawab:

Kewibawaan adalah kharisma atau kekuatan yang terpancar secara lahiriah dan bathiniah yang dengannya mampu mengikat dan menimbulkan kepercayaan, rasa hormat secara suka rela orang lain kepadanya.

Banyak faktor yang dapat menimbulkan kewibawaan, diantaranya.

a. Pengetahuan agama dan umum (kefanitakannya terhadap agama dan keilmuannya yang luas), dengan pengetahuan agama dan umum yang luas orang–orang akan menaruh rasa kagum dan hormat kepada kita, dan secara tidak disengaja timbullah kewibawaan dalam diri kita.

b. Jabatan, dengan jabatan maka orang-orang akan menaruh rasa hormatnya kepada kita. Baik itu jabatan kita sendiri ataupun jabatan orang tua kita.

c. Harta, dengan harta kita bisa memberikan banyak sumbangan ke masjid misalnya, maka kewibaan kita akan muncul.

d. Postur tubuh, dengan postur tubuh yang kekar dan ideal orang-orang akan kagum bahkan takut, maka kewibawaanpun akan muncul.

Tapi kesemuanya itu seiring waktu akan luntur bahkan hilang, kewibawaanpun ikut luntur dan hilang. Kecuali kewibawaan yang muncul dari ilmu pengetahuan agama dan umum yang luas. Karena ilmu itu menjaga kita bukan kita yang menjaga ilmu itu.

6. Apa itu demokrasi pendidikan? Dan uraikan pula implementasi dari konsep tersebut.

Jawab:

Dalam kamus bahasa Indonesia demokrasi adalah perlakuan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban. dalam hal ini demokrasi adalah pandangan hidup yang menyuarakan persamaan hak dan kewajiban serta menuntut perlakuan yang sama saat berlangsungnya proses pendidikan antar pendidik, anak didik, dan pengelola pendidikan. Demokrasi pendidikan juga merupakan proses memberikan jaminan dan kepastian adanya persamaan- persamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.

Implementasi (pelaksanaan) demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikannya. Implementasi tersebut telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yaitu:

Pasal 31 UUd 1945

a. Ayat (1): tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.

b. Ayat (2): pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Dengan demikian, di negara Indonesia semua warga negara diberikan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus menyediakan lembaga-lembaga pendidikan agar masyarakat dapat mengecap pendidikan.

7. Tut Wuri Handayani, adalah salah satu konsep dari ide pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara, apa maksudnya? Dan jelaskan bagaimana mestinya peran guru dalam hal tersebut.

Jawab:

Tut wuri handayani ini merupakan penggalan dari semboyan yang sesungguhnya, yaitu:

Ing ngarso sung tulodo,

Ing madyo mangun karso,

Tut wuri handayani.

Konsep ini berasal dari Ki Hajar Dewantara, seorang pakar pendidikan Indonesia, pendiri Taman Siswa. Tut Wuri Handayani berasal dari bahasa Jawa.

Ing ngarso sung tulodo artinya jika pendidik sedang berada di depan, maka hendaklah memberikan contoh teladan yang baik terhadap anak didiknya.

Ing madyo mangun karso berarti jika pendidik sedang berada di tengah-tengah anak didiknya, hendaklah ia dapat mendorong kemauan atau kehendak mereka, membangkitkan hasrat mereka untuk berinisiatif dan bertindak.

"Tut wuri" artinya mengikuti dari belakang, dan "handayani" berati mendorong, memotivasi, atau membangkitkan semangat. Dengan kata "tut wuri" berarti si pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan, dan memahami bakat atau potensi apa yang timbul dan terlihat pada anak didik, untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan memberikan motivasi atau dorongan kearah pertumbuhan yang sewajarnya dari potensi-potensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kartoko, Dik. 1989. Memanusiakan Manusia (Tinjauan Pendidikan Humaniora). Jakarta: Kasinus.

Hidayanto, Dwi Nugroho. 1988. Mengenal Manusia dan Pendidikan. Yogyakarta: Liberti.

Purwanto, Muhamad ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasotion, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, Abu. Dan Uhbiati, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.



[1] UUSPN Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 4. lihat Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pendidikan Nasional, Dirjend. Binbaga Islam, Jakarta, 1991/1992, hal.4.

[2] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, edisi revisi, (Jakarta:1997, PT. Raja Grafindo Persada) hal.11.

[3] Wens Tanlani, dkk, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: 1989, Gramedia), hal. 29. dikutip Hasbullah, op.cit. hal. 18.

[4] Drs. Dwi Nugroho Hidayanto, Mengenal Manusia dan Pendidikan, (Yogyakarta: 1988, Liberti), hal. 44.

[5] Drs. Dwi Nugroho Hidayanto, op.cit. hal. 45

[6] Hasbullah, op.cit. hal 21

[7]Siti Meichati, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: 1976, FIP FIKIP), hal. 26 dikutip Hasbullah, op.cit. hal.23-24.

[8] Hasbullah, op.cit. hal.39-42.

[9] Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: 1981, Angkasa), hal. 69 dikutip Hasbullah, op.cit. hal.49-50.