Dalam perjalan
menuju ke tempat kerja, terlihat lampu merah menyala disalah satu pertigaan jalan utama kota Banjarmasin. Sayapun berhenti
di bagian kanan jalan, saya terkejut melihat ada seorang balita yang sedang tiduran
di bawah pohon yang tertanam di tengah pembatas pembatas jalan, ia dikipasi
oleh seorang perempuan dengan kerudung warna cokelat, baju bermotif bunga
dengan warna hitam putih, serta celana panjang yang menutupi kakinya. Di sisi
lain ada 2 orang anak seusia anak SD, mereka memegang gelas bekas air mineral
seraya menadahkannya kepada orang-orang yang berhenti di lampu merah tersebut.
Dengan kepolosan
wajah dan tingkah lakunya, mereka miliki harapan untuk mendapatkan uang yang
banyak, untuk membantu meringkankan beban orang tua mereka. Namua ada saja
orang tua yang tega memanfaatkan mereka, karena dianggap penghasilan mereka
cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Anak-anak polos itu mungkin juga hanya anak-anak sewaan,
atau lebih parah lagi mereka adalah korban kejahatan yang kemudian dijadikan
sebagai pengemis ataupun pengamen. Tuntutan ekonomilah yang membuat
mereka memilih dan menjadikan mereka seperti itu.
Eksploitasi anak seakan tidak ada habisnya, permasalahan
seperti itu sulit untuk dihilangkan, terlebih di kota besar. Namun minimal bisa
ditekan sedini mungkin mengingat kondisi sekarang ini semakin memprihatinkan. Mereka
tidak terlindungi, mereka seperti hidup di belantara yang sangat kejam.
Kepedulian kitalah yang sangat diperlukan untuk melindungi mereka, agar tidak
lagi hidup di jalanan dan mendapatkan hak mereka sebagai anak-anak. Mereka
pantas mendapatkan kasih sayang, canda manja dari
keluarga dan orang tua, serta bermain dan belajar dengan anak lainnya seusia
mereka. Mereka merupakan aset berhaga, karena bagian dari generasi muda penerus
keluarga, bangsa, dan negara kita.
Foto by: palembang.tribunnews.com
No comments:
Post a Comment