Thursday, 23 April 2009

Nama/ NIM : Roniansyah/ 0701258285

Jurusan : Tadris Matematika

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Dosen Pengasuh : Dra. Hj. Rusdiana Hamid, M.Ag

1. Tujuan pendidikan diarahkan untuk memanusiakan manusia, apa maksudnya? Dan apakah memang manusia yang tidak terdidik, tidak bisa disebut dengan manusia? Jelaskan.

Jawab:

Pendidikan adalah proses mendewasakan manusia, dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya, pendidikan juga merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-ciat tertentu.

Tentang tujuan pendidikan, di dalam UU Nomor 2 Tahun 1998, secara jelas disebutkan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan.[1]

Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan cirri-ciri sebagai berikut:

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Berbudi pekerti luhur.

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan.

d. Sehat jasmani dan rohani.

e. Kepribadian yang mantap dan mandiri.

f. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.[2]

Sementara manusia yang dulunya merupakan makhluk Tuhan yang fitrah, yang memiliki potensi-potensi tertentu, yang dapat dibentuk menjadi apapun. Maka manusia membutuhkan pendidikan agar dapat berkembang sesuai dengan yang diharpakan.

Rasulullah Saw bersabda: Anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. (HR. Muslim).

Jadi, maksud dari tujuan pendidikan memanusiakan manusia adalah memberikan bimbingan dan arahan kepada manusia agar menjadi insan yang dewasa, dengan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab.

2. Siapakah yang disebut dengan pendidik, dan siapa pula anak didik? Jelaskan lengkap dengan tugas mereka masing-masing dalam proses pendidikan.

Jawab:

Sebelum menentukan siapa pendidik dan anak didik, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik seorang pendidik dan anak didik.

Tanggung jawab seorang pendidik cukup berat, maka predikatnya tersebut hanya dapat dipegang oleh orang dewasa. Untuk menjadi pendidik diperlukan berbagai persiapan, seperti persiapan perkawinan, pendidikan calon pendidik di sekolah, pendidikan pemimpin dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan dengan status kodrat dan sosialnya sanggup mendidik orang lain, maksudnya memilki kemampuan (kompetensi) untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik.

Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu:

a. kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mencintai diri secara wajar dan memiliki nilai-nilai kemansiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas hidupnya, tidak menggantungkan diri atau menjadi beban bagi orang lain.

b. Kematangan sosial yang stabil, dalam hal ini seorang pendidik dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.

c. Kematangan profesional, profesional disini artinya mau dan mampu. Yakni menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara mendidik.[3]

Berdasarkan karakteristik diatas, maka pendidik dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Orang dewasa

b. Orang tua

c. Guru

d. Pemimpin masyarakat

e. Pemimpin agama

1) Orang dewasa

Dalam situasi pendidikan terutama dalam hubungan dengan anak-anak kecil biasanya pendidikan dijadikan model oleh anak didik. Pendidik merupakan objek indentifikasi bagi anak didik. Karena itu pendidik harus dan telah melaksanakan kedewasaannya sebagai tujuan pendidikan.

Orang dewasa dapat disifati secara umum melalui gejala-gejala kepribadiannya:

a. Telah mampu mandiri

b. dapat mengambil keputusan batin sendiri atas perbuatannya

c. memiliki pandangan hidup, dan prinsip hidup yang pasti dan tetap

d. kesanggupan untuk ikut serta secara konstruktif pada matra sosio kultur

e. kesadaran akan norma

f. menunjukkan hububngan pribadi dengan norma-norma.[4]

2) Orang Tua

Orang tua adalah orang dewasa, tetapi tidak sebaliknya. Orang tua dan juga keluarga adalah pendidik kodrati yang berlangsung selama hidup yang didasarkan cinta kasih. Ia merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam memberikan pengaruh kepada kepribadian anak.[5]

Ibu adalah seorang figur yang paling banyak berhubungan secara langsung dengan anak didik. Sejak seorang bayi dilahirkan, ibulah yang mendapinginya. Ibu pula yang memiliki peranan terbesar dalam mengasuh dan mengurus anak pada masa bayi. Seorang bayi tanpa bantuan seorang ibu ia tidak dapat mempertahankan hidupnya.

Ayah sebagai kepala keluarga, di mata anak sebagai yang terkuat, dan terpandai. Cara ayah melakukan pekerjaan merupakan dorongan dan contoh bagi anaknya.

Dalam sebuah keluarga kadang-kadang terdapat pula orang dewasa lain. Misalnya bibi, paman, kakek atau neneknya. Peran orang dewasa lain tentu saja penting dalam pendidikan anak di dalam keluarga. Asal masing-masing bertindak dengan wajar.

3) Guru sebagai Pendidik Formal

Guru sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal di sekolah secara langsung atau tegas menerima kepercayaan dari masyarakat untuk memangku jabatan dan tanggung jawab pendidikan. Maka selain harus memiliki syarat-syarat sebagai manusia dewasa harus pula memenuhi persyaratan lain yang dapat dikelompokkan ke dalam persyaratan pribadi dan jabatan.

a. Persyaratan Pribadi

· Berbudi luhur

· memiliki kecerdasan yang cukup

· memiliki tempramen yang tenang

· kestabilan dan kemasakan emosional.[6]

b. Persyaratan Jabatan

· Pengetahuan tentang manusia dan masyarakat seperti antropologi, sosiologi, sosiologi pendidikan, antropologi, dan psiklogi.

· pengetahuan dasar fundamental jabatan profesi seperti ilmu keguruan dan ilmu pendidikan.

· pengetahuan keahlian dalam cabang ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, seperti: matematika, sejarah, biologi, dan sebagainya.

· keahlian dalam kepemimpinan pendidikan yang demokratis seperti human-public relation yang luas dan baik.

· memiliki filsafat pendidikan yang pasti dan tetap serta dapat dipertanggung jawabkan.

Disamping persyaratan pribadi dan jabatan, juga diperlukan suatu norma tertentu yang diberlakukan bagi seorang guru, yaitu kode etik. Seperti, guru tidak boleh melamar suatu pekerjaan yang masih dipegang oleh orang lain, tidak boleh mencampuri urusan guru lain.

4) Pemimpin Masyarakat

Pemimpin masyarakat yang dimaksud adalah pribadi-pribadi yang memilki pengaruh terhadap lingkungannya. Misalnya kepala desa, ketua RT, pemimpin ormas dan organisasi lainnya.

5) Pemimpin Keagamaan

Pemimpin agama yang dimaksud adalah pribadi-pribadi yang dipercaya oleh kelompoknya untuk memimpin dalam aktivitas keagamaan. Tokoh keagamaan, seperti kyai, pastur, pendeta, biksu, dan sebagainya ini pada umumnya tahu betul urusan-urusan agama disamping urusan-urusan kemasyarakatan.

Melalui pendidikan keagamaan, maka anak diarahkan memahami nilai-nilai moral agama sebagai dasar pembentukan watak dan sikap hidup.

Anak didik! Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.

Ada juga yang berpendapat bahwa anak didik adalah orang yang membutuhkan arahan dan bimbingan, orang yang membutuhkan sesuatu, dan diibaratkan sebagai bahan mentah yang perlu diolah agar bermanfaat.

Karena itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

a. Belum memilki pribadi dewasa, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.

b. masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.

c. sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan bicara, perbedaan individual dan sebagainya.[7]

Secara singkat saya simpulkan bahwa pendidik adalah orang yang mau dan mampu memberikan arahan dan bimbingan kepada orang yang membutuhkannya. Sedangkan anak didik adalah orang yang membutuhkan arahan dan bimbingan, karena membutuhkan maka si anak harus menuntutnya bukan menunggunya.

3. Keluarga, sekolah, dan masyarakat adalah tiga lembaga pendidikan yang bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak manusia. Coba diskripsikan tugas dan peranan masing-masing lembaga pendidikan tersebut bagi perkembangan dan keberhasilan pendidikan anak.

Jawab:

Setiap orang berada dalam lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut.

1) Fungsi dan peranan pendidikan keluarga

a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.

b. Menjamin kehidupan emosional anak

Melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, sebab orang tua hanya mengahadapi sedikit anak didik dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.

c. Menanamkan dasar pendidikan moral

Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak.

d. Memberikan dasar pendidikan sosial

Keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Perkembangan benih-benih kesadaran sosial, seperti tolong menolang, gotong royong, menjaga ketertiban, kebersihan, dan keserasian dalam segala hal antar keluarga dan tetangga perlu ditanamkan sejak dini.

e. Peletakan dasar-dasar keagamaan

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama, dengan dibiasakan ikut serta dalam peribadatan dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Dalam hal ini tentu saja terjadi dalam keluarga.[8]

2) Fungsi dan peranan sekolah

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan kelurga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara itu, dalam perkembangan kepribadiannya, peranan sekolah dengan melalui kurikulum, antara lain sebagai berikut.

a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, anatara guru dengannya, dan antara orang yang bukan guru (karyawan) dengannya.

b. Anak didik belajar menaati peraturan –peraturan sekolah.

c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.[9]

Sementara fungsi sekolah, diantaranya:

a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.

b. Spesialisasi, artinya spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

c. Efesiensi, yaitu kemampuan melaksankan tugas dengan baik dan tepat.

d. Sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial.

e. Koservasi dan transmisi kultural, yaitu memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat.

f. Transisi dari rumah ke masyarakat, yaitu melatih anak didik untuk mandiri dan bertanggung jawab.

3) Fungsi dan peranan masyarakat

Peran masyarakat sangat penting dalam pendidkan dan perkembangan anak didik, tanpa dukungan dari masyarakat maka pendidikan di sekolah tidak akan berjalan lancar. Disamping itu pula masyarakat berupaya untuk membantu rakyat-rakyatnya yang putus sekolah, yang ingin mengembangkan keahliannya, serta anak-anak yang ingin belajar baca tulis Al-Quran, misalnya dengan mengadakan/mendirikan sekolah/universitas terbuka, pendidikan sosial, TPA, kursus-kursus, dan sebagainya.

Ketiga penanggung jawab pendidikan ini dituntut melakukan kerja sama di antara mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain, perbuatan mendidik yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai lingkungan sosial anak.

4. Lingkungan banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak, jelaskan lingkungan yang bagaimanakah yang seharusnya diciptakan oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat agar anak berkembang secara optimal? Jelaskan.

Jawab:

Lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dan lain-lain) dinamakan lingkungan pendidikan.

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.

Menurut teori tabularasa, teori ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi apapun. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidikanya. Di sini kekuatan ada pada pendidik. Pendidikan atau lingkungan berkuasa atas pembentukan anak.

Maka dari itu harus diciptakan lingkungan yang bernuansa pendidikan (agama dan pengetahuan umum), lingkungan yang dapat mengontrol pergaulan anak didik, lingkungan yang memberi kebebasan bagi anak didik untuk mengembangkan diri (dalam pengawasan) baik lansung maupun tidak langsung.

5. Kewibawaan seorang pendidik teramat diperlukan. Dengan wibawa pendidik, seoraang anak akan mudah diarahkan, dibimbing, dan darimana datangnya kewibawaan tersebut?

Jawab:

Kewibawaan adalah kharisma atau kekuatan yang terpancar secara lahiriah dan bathiniah yang dengannya mampu mengikat dan menimbulkan kepercayaan, rasa hormat secara suka rela orang lain kepadanya.

Banyak faktor yang dapat menimbulkan kewibawaan, diantaranya.

a. Pengetahuan agama dan umum (kefanitakannya terhadap agama dan keilmuannya yang luas), dengan pengetahuan agama dan umum yang luas orang–orang akan menaruh rasa kagum dan hormat kepada kita, dan secara tidak disengaja timbullah kewibawaan dalam diri kita.

b. Jabatan, dengan jabatan maka orang-orang akan menaruh rasa hormatnya kepada kita. Baik itu jabatan kita sendiri ataupun jabatan orang tua kita.

c. Harta, dengan harta kita bisa memberikan banyak sumbangan ke masjid misalnya, maka kewibaan kita akan muncul.

d. Postur tubuh, dengan postur tubuh yang kekar dan ideal orang-orang akan kagum bahkan takut, maka kewibawaanpun akan muncul.

Tapi kesemuanya itu seiring waktu akan luntur bahkan hilang, kewibawaanpun ikut luntur dan hilang. Kecuali kewibawaan yang muncul dari ilmu pengetahuan agama dan umum yang luas. Karena ilmu itu menjaga kita bukan kita yang menjaga ilmu itu.

6. Apa itu demokrasi pendidikan? Dan uraikan pula implementasi dari konsep tersebut.

Jawab:

Dalam kamus bahasa Indonesia demokrasi adalah perlakuan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban. dalam hal ini demokrasi adalah pandangan hidup yang menyuarakan persamaan hak dan kewajiban serta menuntut perlakuan yang sama saat berlangsungnya proses pendidikan antar pendidik, anak didik, dan pengelola pendidikan. Demokrasi pendidikan juga merupakan proses memberikan jaminan dan kepastian adanya persamaan- persamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.

Implementasi (pelaksanaan) demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikannya. Implementasi tersebut telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yaitu:

Pasal 31 UUd 1945

a. Ayat (1): tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.

b. Ayat (2): pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Dengan demikian, di negara Indonesia semua warga negara diberikan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus menyediakan lembaga-lembaga pendidikan agar masyarakat dapat mengecap pendidikan.

7. Tut Wuri Handayani, adalah salah satu konsep dari ide pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara, apa maksudnya? Dan jelaskan bagaimana mestinya peran guru dalam hal tersebut.

Jawab:

Tut wuri handayani ini merupakan penggalan dari semboyan yang sesungguhnya, yaitu:

Ing ngarso sung tulodo,

Ing madyo mangun karso,

Tut wuri handayani.

Konsep ini berasal dari Ki Hajar Dewantara, seorang pakar pendidikan Indonesia, pendiri Taman Siswa. Tut Wuri Handayani berasal dari bahasa Jawa.

Ing ngarso sung tulodo artinya jika pendidik sedang berada di depan, maka hendaklah memberikan contoh teladan yang baik terhadap anak didiknya.

Ing madyo mangun karso berarti jika pendidik sedang berada di tengah-tengah anak didiknya, hendaklah ia dapat mendorong kemauan atau kehendak mereka, membangkitkan hasrat mereka untuk berinisiatif dan bertindak.

"Tut wuri" artinya mengikuti dari belakang, dan "handayani" berati mendorong, memotivasi, atau membangkitkan semangat. Dengan kata "tut wuri" berarti si pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan, dan memahami bakat atau potensi apa yang timbul dan terlihat pada anak didik, untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan memberikan motivasi atau dorongan kearah pertumbuhan yang sewajarnya dari potensi-potensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kartoko, Dik. 1989. Memanusiakan Manusia (Tinjauan Pendidikan Humaniora). Jakarta: Kasinus.

Hidayanto, Dwi Nugroho. 1988. Mengenal Manusia dan Pendidikan. Yogyakarta: Liberti.

Purwanto, Muhamad ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasotion, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, Abu. Dan Uhbiati, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.



[1] UUSPN Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 4. lihat Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pendidikan Nasional, Dirjend. Binbaga Islam, Jakarta, 1991/1992, hal.4.

[2] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, edisi revisi, (Jakarta:1997, PT. Raja Grafindo Persada) hal.11.

[3] Wens Tanlani, dkk, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: 1989, Gramedia), hal. 29. dikutip Hasbullah, op.cit. hal. 18.

[4] Drs. Dwi Nugroho Hidayanto, Mengenal Manusia dan Pendidikan, (Yogyakarta: 1988, Liberti), hal. 44.

[5] Drs. Dwi Nugroho Hidayanto, op.cit. hal. 45

[6] Hasbullah, op.cit. hal 21

[7]Siti Meichati, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: 1976, FIP FIKIP), hal. 26 dikutip Hasbullah, op.cit. hal.23-24.

[8] Hasbullah, op.cit. hal.39-42.

[9] Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: 1981, Angkasa), hal. 69 dikutip Hasbullah, op.cit. hal.49-50.

Monday, 13 April 2009

MY INTERESTING CITY

MY INTERESTING CITY

I have an interesting city, it’s BARABAI. It’s my hometown, the capital of HST it’s an amazing city that located between Kandangan and Tanjung, it’s maybe about 350 km from Banjarmasin. There are many tour places that must get carefulness from us, for example:

  • Tour of Pagat, it shows mountain, grave, and cold good river.
  • Tour of hot water in Hantakan, it shows many mountain with fresh air because far of polluted, there are some swimming pool of hot and cold water, the hot water can treat some illness like rematik, itch-vesicle, etc.

There are some university, like STAI, STIKIP, and AKPER. There ia a new football stadium. There’s an interesting place for me, it’s located in centre of Barabai, safe from polluted, it’s called field of Dwi Warna or lapangan Dwi Warna. This place use for foot ball, around it there are many trees, every weekend and evening many people meet together around this place for take a rest.

MY STORY

BBB

BBB is not Bukan Bintang Biasa as a movie, but it’s Birayang, Banjarbaru, and Banjarmasin, they are places where I study and I called BBB. I’m from small country in Birayang I studied there for 4 years, when I was class 4 I studied in Birayang, it’s the capital of BAS, of course the education is better than before. I studied in SD for 3 years, so I studied in Birayang about 6 years.

After graduated from SLTP 1 BAS I continued my study in Banjarbaru at Darul Hijrah Islamic Boarding School, it’s located in Martapura but Banjarbaru is nearer than Martapura so it’s called in Banjarbaru. The education is more attractive, more interesting, more and more, than other schools, because we can get Religion and General knowledge and there not only study, but we are educated about organization that manages all students in a whole day. I think Banjarbaru is more interesting and more crowded than Birayang.

In 2007 & more I’m studying in Banjrmasin at IAIN Antasari, Ifelt the education is depends on our selves, and I felt more activities than before. When I came to Banjarmasin , W O W!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

It’s very-very crowded, and polluted, so Banjarmasin is the most crowded and polluted city in south borneo.


Roniansyah

Tuesday, 7 April 2009

Pemerkosaan Terhadap HAM

PEMERKOSAAN dan PEMBUTAAN
TERHADAP HAK ASASI MANUSIA
I. Pendahuluan
Segala puji syukur kehadirat Allah Swt yang menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad Saw, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau hingga hari akhir, beliau yang telah membawa risalah ilahiah yang berisikan tuntunan hak-hak kemanusiaan dan ketuhanan.
Sepintas, melihat judul diatas mungkin anda terkejut dan penasaran. Pemerkosaan mungkin identik dengan istilah kriminal dan sangat sakral khususnya bagi kaum Hawa. Melihat atau mendengar kata pemerkosaan mungkin pikiran kita akan tertuju pada perbuatan kriminal dimana seorang lelaki merenggut kehormatan wanita dengan paksa dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka dari itu saya mengkiaskannya kepada Hak Asasi Manusia (HAM).
Pemerkosaan adalah merenggut sesuatu dengan pakasa dalam artian tidak meneruti atau sesuai dengan aturan yang ada. Kita sebagai kaum Adam tidak bisa melakukan hal yang senaknya terhadap wanita, yang hanya melihat makan dasarnya saja, yaitu wanita diciptakan untuk lelaki, ada aturan tertentu yang mendasarinya. Begitu pula dengan HAM bukan hanya mengetahui atau melihat makna dasarnya saja, kemudian seenaknya menggunakan HAM sebagai senjata pamungkas untuk kepuasan semata. Lihat saja sekarang, banyaknya aliran-aliran baru yang mengatasnamakan Islam, para artis dan penyanyi yang tidak segan-segan memamerkan lekuk tubuhnya dan aksi-aksi yang meruntuhkan moral, apabila ditegur mereka dengan sigap menjawab itu hak kami. Padahal ada aturan yang mendasari tentang HAM, yaitu Agama yang kita anut, tidak ada agama yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada setiap individu dalam kehidupan ini.
Beberapa thun lalu penyanyi terkaenal Madona menggelar konser di Yunani, tanpa diduga ia melepas celana dalamnya dan melemparkannya kepada penonton. Melihat aksi tersebut para Biarawati disana langsung geger dan mengecam sikap Madona yang seronok itu. Agama non Islam saja tidak membenarkan kebebasan yang sepenuhnya kepada setiap individu.
Di samping itu permasalahan yang tak kalah pentingnya, yaitu pembutaan terhadap HAM. Yaitu terjadinya diskriminasi dan memandang sebelah mata terhadap rakyat-rakyat di Indonesia. Di bawah ini saya akan mencoba mengupas permasalahan tersebut. Dan tidak lupa pula kritikan serta saran terhadap tulisan saya ini.
II. Pembahasan
II. I Pengertian dan Hakikat Hak Asasi Manusia
HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang brsifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allh Swt yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setip individu, masyarakat, atau Negara.
Hakikat HAM merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan, yaitu keseimbanga antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan peseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjungjung tinggi HAM, menjadi kewajiban dan tnggungjawab bersma antara individu, pemerintah (aparatur pemerintahan baik sipil maupun militer), dan Negara.
II. II Bentuk-Bentuk Hak Asasi Manusia
HAM terbagi beberapa kategori yaitu: hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak sosial budaya.
1) Hak Sipil
Hak sipil terdiri dari hak diperlakukan sama di muka hukum, hak bebasa dari kekerasan, hak hidup dan kehidupan, dan hak beragama. Mengapa dinegara kita ini banyak bermunculan aliran-aliran yang mengatasnamakan Islam? Lihat saja contohnya di sektar kita, beberapa tahun lalu masyarakat HST geger dengan adanya ajaran tamat sembahyang, orang yang mengaku Wali, belum lagi yang mengku Nabi, yang baru-baru ini seperti ajaran Ahmad Musaddiq dengan Al-Qiyadah Al-Islamiahnya, terus Lia Eden. Apakah pantas ini dikaitkan dengan HAM?
2) Hak Politik
Hak politik terdiri dari hak kebebasan berserikat dan berkumpul, hak kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan hak menyampaikan pendapat di muka umum. Kita lihat sekarang pemikiran-pemikiran kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) yang meresahkan masyarakat, mereka hanya melihat kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa melihat aturan yang ada dan dampak yang akan terjadi.
Di sudut lain mengapa yang berpolitik itu hanya orang-orang yang mempunyai kekuasaan? Sedangkan rakyat yang biasa selalu dimarjinalkan, dan Negara berpolitik itu hanya melihat orang yang memberi keuntungan padanya, sedangkan orang yang tidak memberikan keuntungan apa-apa mereka dibiarkan saja tidak pernah dilirik keberadaannya sedikitpun.
3) Hak Ekonomi
Hak ekonomi terdiri darihak jaminan sosial, hak perlindungan kerja, hak perdagangan, dan hak pembangunan berkelanjutan. Asuransi Kesehatan (ASKES) bagi rakyat kurang/tidak mampu, bukannya meringankan malah menyakitkan, bagi orang yang memiliki ASKES waktu berobat di rumah sakit mereka kurang diperhatikan dan obat-obatanyapun sangat berbeda jauh dengan orang yang tidak mempunyai ASKES atau orang yang mampu.
Sekarang banyak warga Negara Indonesia yang berkerja di luar negri sebagai babu (TKI), itu salah satu pertanda bahwa betapa sulitnya mencari nafkah di negri sendiri dan kemiskinan terus berkembang, serta pengangguran semakin bertambah.
4) Hak Sosial Budaya
Hak sosial budaya terdiri dari hak memperoleh pendidikan, hak kekayaan intelektual, dan hak memperoleh perumahan dan pemukiman. Beberapa hari yang lalu anak-anak SMA dan sederajat baru saja selesai melaksanakan ujian akhir nasional (UAN), dimana jumlah mata pelajaran yang diujikan bertambah mrnjadi enam mata pelajaran dan standar nilai kelulusannyapun bertambah 0.25 dari sebelumnya, bagaiman nasib para pelajar yang belajar di tempat terpencil dengan fasilitas seadanya, apakah kemampuan mereka sama dengan pelajar yang belajar di sekolah-sekolah yang bagus dengan fasilitas yang lengkap. Dan UAN sendiri tidak bisa lepas dari kecurangan, sehingga dapat dikatakan kecurangan adalah nyawa dari UAN yang tak bisa dipisahkan.
Belum lagi banyaknya anak yang putus sekolah karena mereka tidak sanggup membayar biaya sekolah. Anak-anak adalah aset Negara, tapi Negara kurang memperhatikan hal ini, bagaimana Negara bisa berkembang bahkan maju sementara aset-astenya tidak diberdayakan.
Negara Indonesia kaya akan budaya, tapi mengapa masih banyak konflik antar etnis, belum lagi seni budaya asli Indonesia bisa diakui oleh Negara lain sebagai seni budaynya.
Demikianlah pemaparan tentang pemerkosaan dan pembutaan terhadap HAM di Indonesia yang dapat saya kemukakan, semoga dapat memberi secuil pengetahuan dan kepedulian terhadap Negara kita. Apa yang harus kita lakukan??????????? Kitalah yang lebih tahu jawabannya!!!!!!!!!!!!

mengendalikan amarah

KENDALIKAN AMARAH LOE!


Tujuan berpuasa adalah untuk mnjadikan kita sebagai seorang muttaqin, sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 183 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagimana diwajibkan ats orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang muttaqin”.

Apa sih hubungannya menjadi seorang muttaqin dengan mengndalikan amarah? Mengendalikan amarah adalah salah satu cirri orang muttaqin. Hal ini disebutkan dalam al-Qur’an surah Ali Imran ayat 133-134, yang artinya:

“Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk oran-orang Muttaqi, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang berbuat kebajikan”.

So, bagaimana sich caranya tuk ngendaliin Amarah?

Ada beberapa ajaran Rasulullah Saw. Dalam mengendalkan Amarah, yaitu:

* Memohon perlindungan kepada sang Khalik dari setan, denganmengucapkan taawuz kepada-Nya.
* Mengubah posisi badan, Rasulullah Saw. bersabda “apabila salah sseoramg diantara kamu marah ketika sedang berdiri, maka duduklah. Apabila ia masih marah maka berbaringlah”. (HR.Ahmad)
* Berwudhu, , Rasulullah Saw. bersabda : “sesungguhnya marah itu datang dari setan dan setan diciptakan dari api, dan api dapat dipadamkan dengan air. Karena itu jika salh seorang dari kalian marah maka berwudhulah.” (HR. Abu Dawud)
* Diam, , Rasulullah Saw. bersabda: “apabila salah atu dari kalian itu marah, maka dimlah.”(HR. Ahmad)

Ada sebuah hadist , Rasulullah Saw. yan diriwayatkan oleh Imam Muslim yang intinya memerintahkan seseorag yang berpuasa untuk mengingatkan dirinya dengan mengatakan “saya sedang berpuasa, saya sedang berpuasa” apabila ada orang yang hendak bertengkar dengannya.

Selain dari itu, mengendalikan Amarah juga berlaku untuk seluruh alam semesta, karena semuanya adalah ciptaan Allah Swr. Rasulullah pernah menegur seorang yang memaki-maki angin karena hanya angina bertiup sangat kencang sehingga membuat baju orang tersebut tersingkap. Ia hana menuruti perintah Allah. Orang yang memaki-maki sesuatubukan pada tempatnya, maka cacimakinya akan kembali kepadanya”.

(HR. At-Tirmidzi).

Rasulullah Saw. bersabda : “Orang kuat itu bukanlah orang yang menagna bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah”. (HR. Muslim)

Semoga kita diberikan Allah Swt. Kekuatan untuk mengendalikanAmarah. Amien…2x.

Created by: Roniansyah, 29 April 2008

Monday, 6 April 2009

INDONESIA TEROMBANG-AMBING

-->
INDONESIA TEROMBANG-AMBING

Saya ingin menanggapi pendapat pada diskusi di lokal kuliah, ada yang mengecap Islam identik dengan kekerasan atau berbuat anarkis. Saya sebagai muslim sangat tersinggung, memang tindakan anarkis tidak dibenarkan, tapi perlu kita cermati kita adalah manusia, dimana manusia memiliki sifat Iblis dan Malaikat. Apalagi ada yang menanyakan apakah ada undang-undang yang membolehkan main hakim sendiri?
Bukan masalah main hakim sendiri, demo-demo baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarkat sipil kebanyakannya berakhir anarkis, apa ada juga undang-undang waktu demo boleh merusak pagar, mencoret dinding, membakar ban di jalanan? Yang perlu kita perhatikan adalah apa sebab terjadinya tindakan anarkis?
Sekarang ini media-media ramai dengan berita penyerangan FPI terhadap aliansi kebebasan beragama di Monas beberapa hari yang lalu, banyak kalangan yang menuntut pemerintah untuk membubarkan FPI yang selalu berbuat anarkis, tapi mereka juga berbuat anarkis tehadap FPI, mendatangi markas-markasnya dan menghancurkan pagar-pagar dan plang FPI. Apa yang terjadi? Aliran Ahmadiyah sudah dinyatakan sesat, tapi masih ada kelompok yang membelanya dengan senjata HAM dan kebebasan beragama. Sedikit mengutip pembicaraan Gusdur di televisi beberapa hari yang lalu, katanya “Islam sangat toleran, pada waktu penaklukan kota Makkah oleh Rasulullah SAW, beliau sangat menghormati Abu Sofyan dan kaum Quraisy lainnya”, pertanyaan saya Abu Sofyan disana sebagai apa? Sebagai seorang muslim yang menyimpangkan ajarannya atau sebagai seorang kafir Quraisy?
Walaupun Negara kita tidak berasaskan Islam, tapi kita sebagai muslim tentu jiwa kita sangat terpukul atas ulah Ahmadiyah, diperangi bukan jalan utama, tapi kita mengajak mereka ke jalan yang lurus/benar. Kalau ditoleren tentang peribadatan mereka tidak tahu apa jadinya masyarakat kita nanti. Beberpa bulan yang lalu maraknya beredar film Fitna yang berisikan hinaan terhadap Islam dan Rasulullah SAW, apakah ini perlu ditoleren? Bukan kah itu hak seseorang? Sifatnya tidak mengganggu secar fisik, tapi sangat berbahaya/menyiksa bagi jiwa setiap muslim, begitupula halnya dengan Ahmadiyah.
Jadi, tindakan anarkis itu merupakan spontanitas atau emosi manusia sebagai makhluk yang lemah. Menurut saya bukan anarkisnya yang kita kecam habis-habisan, tapi sebab atau akar permasalahan yang menyebabkan tindakan anarkis tersebut. Indonesia sekarng ini terombang-ambing, mau begini ditentang mau begitu ditentang, tidak adanya ketegasan baik di dalam hukum maupun pemerintahan. Hemat saya Indonesia terombang-ambing dikarenakan adanya campurtangan Negara barat yang ingin menghancurkan Islam!
Bagaimana kalau Indonesia keluar dari PBB?