aghofur. Gerakan internet sehat anak SMA dengan mobilisasi siswa melalui mobile blogging menuju blogger sehat.
Sepertinya menjadikan pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan aktifitas blogging akan menjadi pekerjaan sehari-hari siswa/i
saya dalam satu tahun ke depan ini. Keputusan ini sudah saya canangkan
sejak sebelum awal tahun ajaran baru dimulai.
Meski bukan barang baru, aktifitas blogging yang biasa hanya saya wajibkan pada komunitas Pencinta Teknologi Informasi (PENITI)
SMAN 11 Surabaya, juga pada siswa kelas 12 di awal-awal saya mengajar
dulu, kali ini pola implementasinya akan berubah dan disesuaikan dengan
kebutuhan.
Jika dahulu, Gerakan internet sehat anak SMA ini saya lakukan dengan mobilisasi siswa
dengan meminta satu siswa memiliki satu blog, maka sepertinya itu
kurang efektif dan lebih berpotensi membuang subdomain karena banyak
yang setelah lulus tak lagi menggunakan blognya.
Kali
ini satu kelas satu blog dengan pengisi kontennya anggota kelas secara
keseluruhan. Diharapkan blog kelas akan terus terisi dan tidak pernah
vakum, meski harus terpisah pascakelulusan. Loh, kok bisa?
Pasti bisa, karena beberapa faktor penting yang sudah jauh berbeda kondisinya dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Mobile Blogging adalah kuncinya. Perkembangan teknologi kini memungkinkan seseorang untuk membuat artkel dan mem-publish artikelnya melalui hp atau gadget apa saja yang dimiliki, semudah memperbarui status facebook dan berkicau di twitter.
Belum
lagi faktor tarif operator paket data internet yang semakin murah tidak
seperti lima tahun sebelumnya. Begitupun dari sisi device yang makin terjangkau oleh orang tua siswa untuk membekali putra/i-nya dengan handphone berfitur lumayan lengkap.
Didukung
oleh kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Surabaya yang
menggratiskan biaya pendidikan dari SD hingga SMA (khususnya sekolah
negeri) melalui BOS dan BOPDA. Kebijakan ini tentu melonggarkan ekonomi
orang tua dalam pengalokasian biaya pendidikan untuk menunjang kebutuhan
lain bagi putra/i-nya.
Mobilisasi Mobile Blogging kepada siswa membutuhkan kenekatan untuk menyimpang dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Gerakan internet sehat anak SMA dalam bentuk blogging menuju blogger sehat
tak lepas dari upaya menumbuhkan semangat menulis di kalangan siswa,
semangat mengabadikan pengetahuan, mengoleksi ide-ide, membagi informasi
yang dimiliki, dan juga sebagai bentuk aktualisasi diri dalam bentuk
kontribusi konten positif untuk dunia online.
Masih
banyak faktor lain yang mengubah pola pengajaran saya dari
konvensional, ke modern, lantas berbasis asas kebermanfaatan
memanfaatkan perangkat seadanya. Semuanya dalam koridor pemanfaatan
teknologi dalam menopang keseharian. Handphone sebagai
perangkat yang dianggap mengganggu pelajaran, hingga Pemerintah Kota
sampai turun tangan mengeluarkan himbauan untuk mewajibkan siswa tidak
boleh ber-handphone, maka di kelas saya, menjadi sesuatu yang
wajib dibawa sebagai bentuk optimalisasi peran gadget/device dalam dunia
pendidikan secara positif dalam bingkai gerakan internet sehat anak SMA.
Semoga
dunia pendidikan (baik infrastruktur dan suprastrukturnya, perangkat
kebijakan dan mindset SDM-nya) terus berevolusi dan berkembang serta
beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Itulah kenapa saya kemudian
sulit diprediksi apakah perangkat materi pembelajaran saya akan sama
tiap tahunnya? Jawabannya pasti SAK KAREP-ku dhewe. :D
No comments:
Post a Comment