TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Direktur Eksekutif
JSI Fajar S Tamin mengatakan, kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki
Tjahaja Purnama dalam berbagai quick count, merupakan bukti partai
politik tidak memiliki pengaruh yang besar dalam Pemilukada DKI Jakarta.
"Kalau ditanya kenapa kekalahannya, banyak faktornya, pertama terlihat bahwa partai hampir tidak punya pengaruh cukup besar dalam pilkada," ujar Fajar usai merilis hasil quick count Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (20/9/2012).
Menurut Fajar, kegagalan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli membuktikan, dukungan banyak partai tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perolehan suara.
"Terbukti, kandidat yang didukung oleh partai besar dan banyak partai, tidak banyak dampaknya," tutur Fajar.
Fajar menilai, itu terjadi karena masyarakat lebih melihat kepada sosok tokoh yang diusung, sehingga keberadaan parpol tidak terlihat besar pengaruhnya.
"Ternyata, personality lebih dinilai oleh publik, karena hasilnya lebih signifikan. Bila pengaruh partai lebih signifikan, maka pasti Foke-Nara akan menang," jelasnya.
Fajar juga melihat kegagalan pasangan Foke-Nara bisa jadi disebabkan mesin parpol yang tidak bekerja secara maksimal.
"Tapi, orang memilih berdasarkan pribadi, bukan sesuai instruksi partai. Bisa disimpulkan, partai tidak cukup berperan," paparnya. (*)
Sumber: http://jakarta.tribunnews.com/2012/09/20/kemenangan-jokowi-bukti-parpol-tidak-punya-pengaruh-besar
"Kalau ditanya kenapa kekalahannya, banyak faktornya, pertama terlihat bahwa partai hampir tidak punya pengaruh cukup besar dalam pilkada," ujar Fajar usai merilis hasil quick count Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (20/9/2012).
Menurut Fajar, kegagalan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli membuktikan, dukungan banyak partai tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perolehan suara.
"Terbukti, kandidat yang didukung oleh partai besar dan banyak partai, tidak banyak dampaknya," tutur Fajar.
Fajar menilai, itu terjadi karena masyarakat lebih melihat kepada sosok tokoh yang diusung, sehingga keberadaan parpol tidak terlihat besar pengaruhnya.
"Ternyata, personality lebih dinilai oleh publik, karena hasilnya lebih signifikan. Bila pengaruh partai lebih signifikan, maka pasti Foke-Nara akan menang," jelasnya.
Fajar juga melihat kegagalan pasangan Foke-Nara bisa jadi disebabkan mesin parpol yang tidak bekerja secara maksimal.
"Tapi, orang memilih berdasarkan pribadi, bukan sesuai instruksi partai. Bisa disimpulkan, partai tidak cukup berperan," paparnya. (*)
Sumber: http://jakarta.tribunnews.com/2012/09/20/kemenangan-jokowi-bukti-parpol-tidak-punya-pengaruh-besar
No comments:
Post a Comment